Jumat, 17 Januari 2014

Ketika Merpati Putih Datang Kembali (part2)





                Aku tak tau, apakah ini benar-benar skenariomu ataukah bukan. Kau tau? Jika itu memang benar, apa kau tau apa yang kurasa? Suara-suara mu satu hari itu di rumahku, aku percaya. Aku menyambutmu dengan positif. Itu semua hilang. Aku merasakan banyak gejolak. Apa kau tau apa yang ku rasakan?
            Aku tau, kau hanyalah Merpati Putih. Apa kau mengerti? Ya, aku baik-baik saja. Di detiap hariku, aku selalu tertawa bahagia, tersenyum dengan lebar tanpa beban. Tapi, tidakkah kamu berpikir perbuatan mu? Tidakkah kau berpikir, bagaimana perasaanku? Ya, aku terlalu berlebihan. Berdirilah kau di posisiku. Di jebak dalam sebuah sarang yang kau pikir itu mengasyikkan. Apa yang kau rasakan? Mempositifkan yang memang sebenarnya adalah permainan. Kau dan ayahmu sangatlah licik. Aku tak tau ini ulahmu, ayahmu, atau ulah kalian berdua. Tapi tak sadarkah kau?! Aku sedang menjadi permainan mu. Aku bagaikan kawanmu yang sedang kau ajak bermain. Kawan. Aku masih menyebutmu kawan, Putih. Tapi, aku tak tau bagaimana cara memainkan permainan ini. Aku memang lemah. Aku hanyalah mantan majikanmu yang bodoh, yang polos, yang apa adanya. Tapi, aku tidaklah bodoh. Sakit. Di permainanmu aku sakit sekali. Tidakkah kau memikirkannya? Berbohong, entah apa alasannya.
 Aku bingung!! Apakah ini scenario kalian? Menghela napas sesekali saja, membuat mutiaraku berjatuhan. Tuhan.. aku tau kau adil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar