Berjalan menyusuri waktu dengan segala rahasia yang dimilikiNYA. Mau berlari, terlalu cepat. Mau berhenti, terlalu pasrah. Mau berjalan, tapi terlalu banyak rintangan. Lalu mau apa?
Putuskanlah berjalan bersama waktunya. Waktu dimana penuh
dengan kejutan. Berdiri sendiri, berjalan sendiri, mau berhenti, sudah jauh. Mau
berhenti, tapi bukan itu yang dimau.
Perlahan menghirup udara, lalu dihembuskan dengan kasar. Berharap
tidak bertemu dengan segala kesulitan dan keresahan. Halah, nyatanya mustahil. Ya
tidak akan mungkin.
Kalau memilih berjalan, tapi tidak semua orang sejalan. Kalau
memilih berhenti, tidak semua orang ada di permberhentian yang sama. Maunya hidup
sudah enak, tanpa berusaha. Konyol.
Lalu aku diam, bingung, benci dengan diri sendiri. Apalah yang
dimau wahai diri? Apakah tidak ada celah baikmu?
Memang berbagi dengan diri sendiri paling bisa diandalkan. Dialah,
Senandika.
MEyNULIS