Minggu, 20 Juli 2014

Part #20

 Astaga, mampu berapa banyak lagi benih-benih kebohongan yang mampu mereka sembunyikan dariku?
            Aku terus mengintai sosoknya. Disudut sekolah sekalipun, tak lupa untuk kuhampiri. Dimana mereka? Aku tak menemukan batang hidungnya. Sebenarnya, aku hanya mencari Adam, bukan Farah. Namun, karana mereka kerap kali menghilang secara bersamaan, rasa curigaku muncul sangat besar. Sepeda motornya tidak ada di parkiran. Rasa curigaku semakin parah, bahkan entah mengapa airmata di kelopak mataku ini sudah tak sabar untuk keluar.
“Hey, lihat Adam?” Aku bertanya pada Haidar, teman satu sekolah sekaligus tetangganya.
“Hmmm… Enggak, Qhey.”
“Mengapa kau begitu kaku? Aku ini kawanmu! Bersikaplah seperti biasanya.” Aku mulai memukul bahunya.
“Hmm… Aku ke kelas dulu, Qhey.”
“Hey! Haidarr…! Sial, aku ditinggalnya.”
            Sudahlah. Aku sudah lelah bertanya kesana-kemari dimana letak Adam. Aku harus beristirahat. Aku akan melupakan kejadian yang kualami bersama Haidar. Sebenarnya, aku masih berpikir-pikir, apa yang sebenarnya terjadi pada Haidar. Mengapa ia begitu kaku padaku?
***
Malam ini, aku tak memiliki tugas dari guru. Saatnya aku mengistirahatkan pikiranku dengan merasakan lembutnya angin malam diatas balkon kamarku, kelap-kelip bintang dilangit, dan alunan music yang terus berputar dilayar ponselku. Betapa aku menikmati malam yang damai ini. Kepalaku mulai bergerak sesuai music yang berdendang, hentakkan kecil dikakiku juga menyertai music yang kudengarkan. Jarang sekali aku menikmati malam seperti ini.


From: Zalfa (+6287894….)
Jum, 20 Sep 2013

Qhey, apa yang terjadi padamu? Maaf sebelumnya, aku harus mengatakan ini padamu. Ada apa denganmu dan Adam? Entah apa yang terjadi, tadi aku melihat seseorang berpostur seperti Adam bersama seorang perempuan, tapi aku tak tahu siapa itu. Apa itu kamu? Aku tak ingin kau suudzon. Aku ikut berdo’a semoga aku hanya salah lihat ya.. :)
19:30 
Aku tidak apa-apa. Kau melihat Adam? Oh, tidak. Itu bukan aku, Fa. Besok aku ingin bicara padamu ya.. 

          Kriiiinngg… Pesan singkat dari Zalfa? Ia yang sempat kucurigai akan bersama-sama dengan Adam? Sontak malam yang indah dan nyaman berubah menjadi malam yang kelam dan penuh dengan tanda tanya. Bahkan suasana yang damai berubah menjadi meneganggkan. Music yang sedari tadi berputar berhenti, hentakkan kaki kecilku berubah menjadi hentakkan kemarahan. Istirahat yang nyaris sempurna ini tak dapat ku sempurnakan, karena ini semua.
                                                                ***
           Istirahat yang tak sempunra itu membuatku benar-benar lelah. Yang ada dipikiranku saat memasuki gerbang sekolah hanyalah pesan singkat dari Zalfa.
“Zalfa…” Aku berlari menghampirinya yang bari saja tiring dari mobil berwarna merah marun itu.
“Qheyla, maaf, pesan singkatku semalam.. Aku tak memiliki maksud lain, aku hanya ingin tahu apakah itu kau? Kau yang bersama Adam?”
“Dimana kau melihatnya, Fa?”
“Hmmm… Sebenarnya, aku ingin kau tahu, Qhey. Tapi, kau jangan pernah marah padaku.”
“Bicaralah padaku. Jika yang ingin kau bicarakan adalah misteri tentang Adam selama ini, kau wajib memberitahukan itu padaku.”
           Sungguh, aku benar-benar tak percaya. Apa betul yang Zalfa katakan? Astaga! Betapa bodohnya aku. Aku sangat bodoh, aku menjadi satu-satunya orang yang tidak tahu diantara mereka semua yang tahu. Padahal aku sangat mengagumi Adam. Airmataku benar-benar jatuh sangat deras. Aku harus menanyakan ini pada Adam. Apa ini benar? Sungguh betapa teganya mereka.